Undangan +Akhmad Murtajib untuk mengikuti pengajian (+Ngobrol) Muludan komunitas Difa Kebumen bertema "Akhlak Nabi Muhammad SAW terhadap Wong Difabel", bersama Gus Muad Baihaqi, Pekeyongan di musala Al Furqan Kembaran timur Mapolres Kebumen, Sabtu siang (18/1) menarik untuk diikuti. Eh, selang sejam lebih acara dimulai sejak Kang Tajib mempertegas maksud tujuan kegiatan untuk menyadarkan pengertian bahwa Nabi Muhammad seorang yang sangat menghargai orang yang berkebutuhan khusus, Gus Muad batal hadir.
Lha kok malah Mbak Iin memaksa saya ikut memberi sambutan. Ya sudah, yang penting menyampaikan apa yang diketahui. Pada saat Nabi Muhammad memberikan peringatan siapa saja yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir tapi tidak menghormati tetangga, bisa jadi dia memang bukan termasuk orang beriman.
Terus semulia-mulia orang di sisi Allah, adalah orang yang taqwa. Itu artinya, kalau ketaatan kepada aturan yang sudah digariskan Nabi dipatuhi, termasuk patuh pada aturan hidup bertetangga, orang itu pasti terlihat mulia di mata tetangga dan Insya Allah sudah mulia di mata Allah.
Selesai potong tumpeng dan acara selesai, Romo Vidi dari Gereja Katholik Kebumen yang mengikuti acara itu sempat gendu-gendu rasa. Pembacaan Barzanji yang dimaksudkan merefleksikan kembali akhlak mulia Nabi Muhammad itu oleh sekelompok orang Islam lain dianggap bid'ah karena amalan itu tak penah dilakukan oleh Nabi Muhammad. Di Katholik, kata Romo, juga ada kelompok yang menolak praktik keagamaan yang tidak pernah ada semasa hidup Nabi Isa. Ada aliran agama yang menolak tradisi dan menganggap hal itu bid'ah. Jadi, memang ada titik persamaan praktik beragama dari kelompok yang melestarikan tradisi dan yang menolak tradisi dalam Islam dan Katholik. Maka kalau belakangan makin gencar saja kelompok yang menyerang kelompok lain sebagai ahli bid'ah, ya enjoy saja lah. Gitu aja repot! (Kholid Anwar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar